Parlemenesia – Penundaan konser Berpestapora 2023 disebabkan belum dikeluarkannya surat rekomendasi dari Polres Tanah Laut (Tala).
Padahal, sudah sekian kali pelaksana konser mempresentasikan rancangan acara. Salah satunya terkait jalur alternatif. Tapi polisi masih belum mengeluarkan izin. Alasannya tak mau gegabah.
“Belum ada titik temu. Jika saja surat rekomendasi itu terbit, maka yang lain tinggal mengikuti,” kata Muhammad Zainal Abidin, Ketua Takisung Vespa Club (TVC) selaku perwakilan pelaksana acara (EO), Jumat (4/8).
Diketahui, ada dua tahap perizinan. Pertama, promotor harus mengajukan izin lingkungan, mencakup izin pemerintah setempat.
Tahap kedua, perizinan salah satunya melibatkan permohonan rekomendasi dari Polres. Biasanya menyangkut izin keramaian. Di sinilah kendalanya.
“Sekitar 5 ribu tiket sudah terjual, dari pembelian online maupun manual,” ungkap Abidin.
Harga tiketnya berkisar dari Rp35 ribu sampai Rp250 ribu. Tetapi sebab terkendala faktor perizinan ini, penonton dituntut bersabar.
Kapolres Tala: Prosedur Perizinan Belum Siap
Kapolres Tala, AKBP Rofiqoh Yunianto saat dikonfirmasi mengatakan, panitia pelaksana dirasa kurang persiapan.
Kata dia, pihaknya tak mau gegabah. “Ini bukan lantas kami tak memberi izin, namun promotor harus melengkapi prosedur perizinan dulu,” jelasnya.
Lalu apa saja prosedur perizinannya? Salah satunya soal armada kesehatan seperti mobil ambulans. “Saya ingin di ambulans itu lengkap, entah itu peralatan P3K maupun tabung oksigen,” ungkapnya.
Hal itu ditekankan Kapolres. Menurut dia, keselamatan dan keamanan penonton mesti diutamakan.
“Lalu bagaimana evakuasi penonton; apakah ada jalur tikus; bahkan adakah pengamanan tambahan jalur laut. Harus lengkap. Tapi panitianya belum siap,” tuturnya.
Kata dia, surat rekomendasi tak asal terbit. Harus ada pertimbangan kesiapan lembaga lain. “Pemadam kebakaran, misalnya,” lugasnya.
Kasat Intelkam Polres Tala, AKP Abdullah Aksanun Niam memberi sindiran. Menurutnya, panitia konser terkesan tak serius.
“Woro-woro (pemberitahuan) konser malah tak ada. Hanya terpampang di medsos. Ini terkesan tak serius. Seolah mereka yang perlu, tapi kami yang mengejar,” tandasnya.