Parlemenesia – Bank Syariah Indonesia (BSI) tengah menggarap persiapan untuk membuka kantor cabang di Jeddah, Arab Saudi. Proses pembangunan kantor tersebut saat ini masih menunggu izin operasional dari otoritas keuangan setempat.
Keputusan untuk membuka kantor cabang di Jeddah merupakan langkah strategis BSI dalam memperluas jangkauan layanan perbankan syariah ke pasar internasional. Jeddah dipilih sebagai lokasi yang strategis karena menjadi pusat bisnis dan keuangan utama di Arab Saudi, serta memiliki potensi pasar yang besar untuk layanan keuangan syariah.
“Kehadiran BSI di Jeddah tentunya akan mempermudah masyarakat kita yang berada di Arab Saudi untuk transaksi perbankan,” ucap Regional Chief Executive Officer (RCEO) BSI Region IX Kalimantan, Ricky Rikardo Mulyadi di sela silaturahmi dan buka Puasa Bersama Bank Syariah Indonesia dengan Insan Media RO IX Kalimantan, Rabu (27/03/2024) tadi.
Langkah ekspansi ini sejalan dengan komitmen BSI untuk terus mengembangkan produk dan layanan yang berorientasi pada kebutuhan nasabah, baik di dalam maupun di luar negeri. BSI optimis dapat memberikan kontribusi positif bagi perkembangan industri perbankan syariah di tingkat global melalui kehadiran kantor cabangnya di Jeddah.
Seperti diberitakan juga, Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia (BSI) Hery Gunardi juga berencana untuk membuka dua kantor cabang lain di negara Timur Tengah tersebut setelah nantinya mendapatkan izin dari Saudi Central Bank sebagai otoritas keuangan di Arab Saudi, atau yang sebelumnya bernama Saudi Arabian Monetary Authority (SAMA).
Ia menyampaikan, dua kantor cabang lainnya itu akan berlokasi di Mekkah dan Madinah, mengingat Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah jemaah haji dan umrah terbanyak setiap tahunnya.
Hery mencatat, perputaran dana jemaah asal Indonesia mencapai hampir Rp90 triliun yang digunakan untuk membayar biaya transportasi, akomodasi, makan, pengurusan visa, layanan kesehatan, dan sebagainya.
“BSI ini menangani ekosistem haji dan umrah cukup besar dengan market share sebesar 85 persen. Nah untuk itu, kami juga berusaha mendekatkan diri dengan punya perwakilan cabang di Arab Saudi,” katanya.
Pengurusan izin untuk pembukaan kantor cabang BSI di Arab Saudi didukung penuh oleh pemerintah dengan pendekatan government-to-government (G2G), bukan business-to-government (B2G).
Menurutnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, serta Kementerian BUMN telah mengirimkan surat kepada pemerintah Arab Saudi untuk membantu upaya BSI tersebut. “Jadi semua (instansi pemerintah) bantu kami nih, luar biasa dukungannya,” ujar Hery.
Selain untuk memberikan layanan keuangan dan perbankan bagi jemaah haji dan umrah asal Indonesia, ia mengatakan bahwa pembukaan kantor cabang BSI di Arab Saudi merupakan langkah yang strategis untuk mendukung penggunaan QRIS di negara tersebut.
“Saya dengar bahwa Bank Indonesia berusaha untuk bekerja sama agar QRIS Indonesia bisa dipakai di sana (Arab Saudi), sama seperti di Singapura dan Malaysia. Jadi nasabah BSI yang notabene adalah jemaah haji dan umrah ke sana tidak perlu bawa uang cash lagi,” katanya.