Oleh : Riko Iswara (Mahasiswa PPJJ PLN Program Magister Departemen Teknik Elektro, ITS)
Kecerdasan buatan / Artificial Intelligence (AI) adalah suatu sistem algoritma yang dapat menirukan kecerdasan otak makhluk hidup terutama manusia. Dimana dibangun dengan pemrograman tertentu yang di implementasikan pada peralatan yang di lengkapi prosessor yang dapat memproses input menjadi output yang bermanfaat dalam kegiatan sehari-hari manusia. Dimana operasionalnya cenderung dalam mode otomatis. Contoh paling mudah dari penggunaan Artificial Intelligence (AI) adalah sistem robotik dari fungsi yang sederhana seperti mesin cuci yang tinggal ditekan tombol hingga robot yang menyerupai manusia. Penggunaan Artificial Intelligence (AI) tidak sebatas pada peralatan fisik tetapi juga menjadi program aplikasi computer seperti Search Engine Google, DuckDuckGo, Bing dll. Di dunia sosial media juga mulai mempergunakan Artificial Intelligence (AI) dalam menampilkan informasi-informasi yang sering kita akses, contohnya saat kita akses informasi tentang mobil maka akan muncul rekomendasi tentang mesin, ban, aksesoris dll. Artificial Intelligence (AI) sudah diaplikasikan disetiap aspek kehidupan manusia.
Dalam membangun / membuat sistem dengan Artificial Intelligence (AI) mempelajari terlebih dahulu tentang Fuzzy Logic, Kecerdasan koloni (Swarm Inteligence), Genetic Engineering dll. Implementasi hal tersebut melalui bahasa pemrograman yang dapat di aplikasikan pada sistem komputer, dimana sistem komputer tersebut dapat mengendalikan peralatan-peralatan elektro mekanik untuk menjalankan fungsi-fungsi sesuai dengan keinginan manusia dalam membantu kegiatan manusia.
Perusahaan Listrik Negara (PLN) adalah salah satu perusahaan di bidang energi yang melayani pelanggan tersebar dari Sabang sampai Merauke dan dari Miangas sampai Pulau Rote dengan Visi Menjadi Perusahaan Global Top 500 dan #1 Pilihan Pelanggan untuk Solusi Energi. Transformasi digital dalam PLN dalam menyediakan energi listrik diawali dari listrik pintar yaitu penggunaan listrik prabayar / kwh Meter Prabayar yang lebih praktis dan menggunakan tampilan digital sehingga pelanggan menjadi lebih mudah dalam manajemen energi. Pada listrik pintar tersebut mengaplikasikan Artificial Intelligence (AI) untuk dalam proses Kerja nya yaitu terkait dengan penerbitan kode token.
Kode Token ada 20 angka unik yang di generate oleh sistem komputasi khusus yang dapat di input ke Kwh Meter Prabayar untuk Pulsa listrik, Pasang Baru, Tambah Daya, Clear Tamper (perbaikan gangguan). Transaksi yang paling banyak dilakukan terutama oleh pelanggan adalah pembelian pulsa listrik. Pelanggan dapat membeli Pulsa Listrik melalui aplikasi milik PLN yaitu PLN Mobile atau aplikasi lainnya yang bekerjasama dengan PLN
Penggunaan Artificial Intelligence (AI) jelas sangat diperlukan dalam mekanisme penerbitan dan penggunaan Kode Token pada Kwh Meter Prabayar. Ada 2 sistem yang terkait yaitu sistem menerbitkan Kode Token berada di PLN dan sistem di Kwh Meter Prabayar untuk mengenali Kode Token. Dapat dianalogikan bahwa ada 1 server yang menerbitkan kode token dan Jutaan Kwh Meter Prabayar yang mengenali Kode Token untuk menjalankan fungsinya. Artificial Intelligence (AI) berperan dalam proses menerbitkan Kode Token yang hanya dapat di pakai pada 1 Kwh Meter Prabayar untuk semua fungsi seperti menambah Pulsa Listrik, perubahan Daya, membuka tamper (Unlock).
Kecanggihan selanjutnya adalah Kwh Meter Prabayar selalu mengenali Kode Token yang diterbitkan oleh sistem penerbit Kode Token. Padahal Dua Sistem tersebut tidak terhubung secara langsung sehingga sistem penerbit Kode Token tidak pernah mengetahui apakah Kode Token yang di terbitkan dapat di gunakan atau tidak di Kwh Meter Prabayar. Satu kode untuk membedakan Jutaan Kwh Meter Prabayar adalah no Register Kwh Meter Prabayar dimana diproduksi oleh beberapa merk / pabrikan. Lagi-lagi Artificial Intelligence (AI) di gunakan untuk sistem berperilaku adaptif terhadap penambahan Kwh Meter Prabayar baru dari berbagai merk/pabrikan. Berdasarkan kondisi dilapangan keluhan pelanggan akan gangguan Kode Token tidak bisa digunakan cukup sedikit. Artinya sistem dengan Artificial Intelligence (AI) dapat mengurangi terjadinya error selama memproses jutaan Kode Token.
Listrik Pintar dengan Kwh Meter Prabayar baru salah satu penggunaan Artificial Intelligence (AI) di PLN. Masih banyak sistem-sistem lainnya dengan berbagai proses bisnis di PLN terutama di proses bisnis pelayanan pelanggan yang menggunakan Artificial Intelligence (AI).
Untuk kedepannya PLN mulai mengembangan penggunaan Artificial Intelligence (AI) untuk pengendalian Sistem Ketenagalistrikan agar lebih Efektif, Efesien tentunya lebih Handal dan optimal biaya pengoperasiannya. Terlebih lagi isu strategis terkait penggunaan Energi Baru Terbarukan (EBT) Seperti Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), Pembangkit Listrik Tenaga Bayu / Angin (PLTBa) dll. EBT memiliki kelemahan dalam kestabilan sistem sehingga diperlukan Artificial Intelligence (AI) agar pengoperasian sistem lebih akurat, meminimalkan error dan berperilaku adaptif dari kondisi realtime. Selain untuk pengoperasian sistem ketenagalistrikan dengan pembangkit EBT, sistem perlu didukung dengan Smart Grid atau jaringan cerdas. Tidak dapat dihindari lagi bahwa Smart Grid memerlukan Artificial Intelligence (AI) untuk dapat lebih akurat dalam memprediksi beban, gangguan serta otomatis mengupdate data set proteksi pada peralatan terpasang melalui server SCADA. Selain itu juga Smart Grid dikembangkan untuk dapat membuat sistem isolated saat gangguan agar tidak berdampak padam lebih luas. Dengan Artificial Intelligence (AI) dengan tingkat kematangan yang tinggi Smart Grid dibuat seolah-olah seperti robot yang mengendalikan lalu lintas aliran energi. Tentunya tetap memperhatikan pelayanan pelanggan seperti pelanggan VIP, rumah sakit, pusat telekomunikasi, pusat militer dll. Dalam Smart Grid harus dapat berperilaku adaptif yaitu data set peralatan terupdate secara otomatis dengan mengkalkulasi secara realtime parameter-parameter Load Flow, tegangan, Daya Reaktif (VAR), arus gangguan yang terjadi.
Langkah-langkah PLN dalam mengembangkan penggunaan Artificial Intelligence (AI) untuk peningkatan efektifitas dan efesiensi proses bisnis PLN salah satunya adalah investasi pendidikan untuk pegawai. Ada beberapa Program investasi pendidikan, salah satunya adalah Penugasan Pendidikan Jarak Jauh (PPJJ) dimana dalam proses belajarnya tidak meninggalkan kedinasan atau dilakukan secara online / daring. PLN Bekerjasama dengan beberapa Perguruan Tinggi / Institut dengan akreditasi terbaik di dalam negeri dalam pelaksanaan PPJJ salah satunya adalah Institut Teknologi Sepuluh November (ITS). Dimana kita ketahui ITS sudah menghasilkan karya-karya yang mengaplikasikan Artificial Intelligence (AI) buatan insan ITS sendiri. Semoga apa yang dilakukan PLN dalam mengambangkan penggunaan Artificial Intelligence (AI) dapat berjalan lancar dan Kerjasama dengan pihak-pihak yang mendukung dalam pengembangan AI dapat terjalin dengan baik untuk tujuan peningkatan profit perusahaan & pelayanan pelanggan serta dapat berkontribusi positif kepada bangsa Indonesia di bidang Energi yang mandiri dan berkelanjutan